Friday, March 16, 2007

My Story -- Funny --

(Horror Story)
Woh Koun Hai.......*
By Ir_one’s

Dia itu siapa........???? terkadang datang tanpa perkenalan, raut wajah yang tidak ramah, sapaan yang membisu membuat manusia nyata bingung, takut, menderita batin karena dia...Dia itu Siapa (Woh Koun Hai.......?????)

Malam itu aku tertidur kelelahan dan terbaring pulas di atas kasur milik PPI – India, seperti pingsan dan hilang kesadaranku ketika kurebahkan tubuh di atas kasur yang sangat empuk terletak disamping TV dalam ruang tamu wisma PPI. Tidak seperti biasanya aku tertidur pada jam 8 malam. Namun pada pagi hari itu aku sangat kelelahan karena seharian disibukan dengan bermain bola kaki melawan kesebelasan Vietnam dalam agenda tahunan Negara-Negara yang tergabung dalam ASEAN untuk melakukan kegiatan olah raga dan bertanding dalam berbagai macam bidang olah raga.

Hasil akhir pertandingan bola kaki melawan kesebelasan Vietnam memang diluar dugaanku. Indonesia yang kuwakili terpaksa menerima kekalahan 5-0 untuk kemenangan kesebelasan Vietnam. Waktu untuk bertanding hanya 30 menit, ketika score sudah menjadi 3-0 aku berusaha mencari partner yang pas untuk menjadi striker di depan gawang musuh. Jika ku ajak Asnadi (Mahasiswa S3 pada Aligarh Muslim University) berada didepan bersamaku, siapa yang akan menggantikannya di lapangan tengah....? Jika kusuruh A. Qisai (Just PhD. di Aligarh Muslim University) bersamaku didepan, siapa yang akan menahan musuh dibelakang nantinya....? Di saat berlari-lari kecil mengejar bola dikaki Vietnamess, pikiranku terbayang-bayang dan akhirnya berandai-andai jika saja Malik Sarumpaet (Alumni S2 Delhi University) bermain sebagai defender dan Hermansyah Yahya (Alumni S2 Aligarh Muslim University) mendampingiku di depan gawang Vietnam, maka score akhir pertandingan bola kaki melawan Vietnam tidaklah seburuk dengan kenyataan pada hari itu. Khayalanku berakhir ketika aku tersentak oleh peluit panjang dari wasit lapangan asal Malaysia, ternyata aku terlalu lama berandai-andai hingga membuat hasil akhir menjadi 5-0 untuk kesebelasan Vietnam.

Aku tidak bisa berbuat banyak untuk pertandingan kali ini, skill individualku juga kurang karena aku terlatih untuk bermain as a team. Dan kekalahan itu kuterima dengan lapang dada ketika – Yth Bpk. Khairuddin Siregar as a Coach and Senior Staff in Indonesian Embassy, New Delhi – membagikan hasil 5-0 kepada setiap pemain yang mewakili Indonesia pada pertandingan melawan kesebelasan Vietnam. Ketidakpuasanku dalam pertandingan tersebut kulanjutkan kembali dalam latihan bersama Malaysian sesaat setelah berakhirnya agenda tahunan Pertandingan Olah Raga antar Negara ASEAN. Setelah berlatih selama 2 jam, lengkaplah kelelahanku dan kekesalanku karena kekalahan dalam perlombaan itu. Kuambil air putih dan kubasuhkan muka dan kepalaku yang terasa tegang karena terlalu lama berada dibawah teriknya matahari siang di New Delhi.

Kuangkat tas bewarna merahku berasesoriskan bintang merah milik Joseph Stalin - Bapak Komunis Dunia – dan bergerak pulang menuju wisma PPI India dengan menumpang scooter tua milik PPI, warisan Adi Krishna Syaputra & Brother (Lulusan B.Com Agra University), kubuka pintu masuk wisma PPI, mataku langsung terarah kepada kasur empuk dan selimut lembut yang terletak di samping TV dalam ruang tamu wisma PPI, namun badanku masih kotor penuh debu dan keringat yang sudah mengering di badan, kupaksa badan ini untuk mengambil handuk, sabun, shampoo dan kugerakkan langkahku perlahan menuju kamar mandi yang terletak tidak jauh dari kasur empuk yang sempat memikau nafsu tidurku tadi.

Kudorong pintu kamar mandi perlahan-lahan dan sebelum kuhidupkan lampu kamar mandi yang kecil tapi menyeramkan itu, kulapisi dulu jariku dengan handuk agar tidak tersengat listrik yang beraruskan 220 Volt, kulangkahkan kaki kananku terlebih dahulu agar kuda-kuda kakiku kuat seandainya lantai yang kuinjak itu licin. Sebelum kututup pintu kamar mandi, kucoba alihkan lagi pandanganku ke kasur empuk tadi untuk memuaskan hatiku yang terlalu mengebu-gebu jika melihat kasur empuk bewarna putih itu. Kukunci pintu dengan rapat agar terhindar dari fitnah kamar mandi. Kubuka baju yang berbau keringat dan kuturunkan celana sportku. Langsung saja kulempar ke dalam ember cucian yang telah kusiapkan dengan campuran deterjen.

Setelah menaburkan sedikit bedak penyegar di atas badanku, kupakaikan baju tidur. Selimut tebal kutebarkan, kutepuk bantal yang lembut, seketika itu juga hatiku berkata, “Aku siap untuk tidur sekarang.“ Kulangkahkan lagi kakiku menuju tempat kasur putih berada. Kubersihkan terlebih dahulu dari segala debu, setelah kupastikan semuanya bersih, barulah kubaringkan badanku yang terlalu letih dan lelah itu. Kulihat ke dinding yang berhiaskan Jam Dinding Tua telah mengarah pada jam 08.00 malam. Kuhibur tidurku dengan mengarahkan mataku pada tontonan TV channel MTV yang menampilkan Aisya Takia sebagai penari dalam salah satu filmnya. Lagu yang terakhir kudengar adalah Kajra Re yang menampilkan Aiswariya Ray, lalu mataku terpejam sesaat setelah kuucapkan, “Bismika Allahumma Ahya Wa Amut.”
(4 hours later)
“Aduhhhhh....!!!! Aoooouuuu....!!!!”

Aku terkejut dan sadar ketika kurasa ada sesuatu yang menimpa pahaku. Sebelum kubuka mataku, kucoba meraba pahaku dan kutemukan sepotong kaki yang menimpaku. Kulirik potongan kaki siapakah itu yang setengah dari kakinya tertutup oleh selimut hijau yang berada disampingku. Kupastikan lagi kaki yang menimpaku itu milik siapa dengan membuka selimut hijau yang sedikit menutup wajah pemiliknya...., ooooo ternyata milik Asnadi. Kusadari, dia juga kelelahan sampai tidak sadar telah menimpakan kakinya diatas pahaku itu. Kuelus perlahan pahaku yang terasa sakit karena tertimpa kaki Asnadi. Aku tidak bisa marah karena dia juga sedang pulas tertidur. Perasaan kesal kuluapkan dengan bahasa India “Are Yaar....! Saalaaa....!!!” agar lebih sopan dan akrab.

Untuk lebih menenangkan diriku akibat terganggunya tidur lelahku itu, kuberanjak ke dapur dan kuteguk segelas air putih serta kubasuh mukaku untuk lebih menyegarkan pikiran dan badanku. Setelah terasa sedikit fresh, aku kembali berbaring santai di atas kasur putih sambil meletakan dua bantal sebagai penyanggah badan. Kuperhatikan jam dinding menunjukan pukul 02.30 pagi hari. Ingin sekali kupejamkan lagi mataku tapi sulit sekali untuk menutup dua mata ini. Akhirnya kuhidupkan TV dengan channel Travel and Living. Aku memang sangat menggemari acara pada channel TV yang satu ini. Sekali-kali kualihkan channel pada POGO, sapa tau ada acara Mr. Bean atau Just For Laugh yang bisa menemani kesendirianku malam itu.

Kuperhatikan kearah samping kiri-kanan, kulihat Yusuf Marbun (Mahasiswa S2 Jamia Millia, New Delhi) dan Asnadi di samping kananku. Kukecilkan volume TV agar mereka tidak terganggu tidur dan layar TV sengaja kusetting lebih gelap supaya tidak terasa perih mataku menonton dalam ruangan gelap. Hampir sekitar setengah jam kuhabiskan malam itu dengan menonton acara TV. Ketika sedang asyik dalam tontonan acara TV, kudengar suara anjing di luar rumah yang menggonggong panjang dan tak berhenti. Aku masih berpikir biasa, mungkin anjing itu kedinginan hingga menggonggong seperti itu, tapi kok makin banyak anjing yang ikutan menggonggong panjang dan sahut menyahut. Kukecilkan volume TV untuk mendengar gonggongan anjing dan kucoba menghitung sahutan anjing selanjutnya, kuperkirakan ada sekitar 7 sampai 9 anjing yang sahut-menyahut. Gonggongan tepat berada di depan wisma PPI tempat dimana Muchlis Zamzami Chan (Mahasiswa S3 Aligarh Muslim University) memarkirkan scooternya. Sahutan anjing itu terdengar lama sekali sampai-sampai aku berpikir yang tidak rasional.

“Ah, biasa aja!!!!” pikir ku. “Memang dasar Anjing, kok...!!!” sambil kembali berbaring dan membetulkan posisi bantal untuk melanjutkan tontonan TV. “...PLeeetaak .....!!!!!” tiba-tiba ada suara seperti orang membanting pintu yang terdengar dari arah pintu dapur. Aku langsung berdiri dan melihat ke arah pintu dapur yang letaknya tidak jauh dari posisi ruang tamu dan TV PPI. “Loh...., sapa tuh...!!!???” gertakku sambil berjalan ke arah dapur. Kuberanikan diri untuk masuk ke dalam dapur, tak lupa menghidupkan lampu dan memeriksa ke setiap sudut yang biasa dipakai kucing untuk bersembunyi dari kejaran Mujazin (Mahasiswa S2 Hyderabad University). “Gak ada siapa-siapa.....???” bisik hatiku. Sambil menutup pintu dapur, kumatikan kembali lampu dapur dan tidak lupa kuperiksa 3 kamar lagi. Ternyata hanya ruang sekretariat yang kosong dan benar tidak ada siapa-siapa....!!!! Aku kembali berbaring santai di atas kasur putih sambil melanjutkan tontonan TV. Semua lampu ruangan wisma PPI telah dimatikan, hanya cahaya layar TV saja yang sedikit menerangi ruang tamu dimana aku berbaring.

Belum lagi aku membetulkan posisi bantalku, kembali terdengar suara pintu kamar mandi terbuka perlahan, dan memang kali ini bukan hanya suara saja yang kudengar tapi benar-benar pintu kamar mandi yang berada di samping kiriku, tidak jauh dari posisi Yusuf Marbun tidur, terbuka lebar. Belum lagi mata terpejam dengan terbukanya pintu kamar mandi, pintu WC yang berada tepat disebelah pintu kamar mandi ikut terbuka dengan sendirinya secara perlahan seperti ada yang sengaja mendorong 2 pintu tersebut untuk terbuka lebar. Air yang menetes dari kran WC tertutup dengan sendirinya sambil mengeluarkan bunyi seperti putaran tutupan kran.

“YA Allaaaah!!! APAAAAAAAA.......LAH INI......?????” bisik dalam hati ku. Aku tidak bisa bergerak dan terduduk bersila di atas kasur putih empuk itu..., badanku seperti di PAUSE, tidak bisa kugerakan ke kiri dan kanan, hanya mataku saja yang terbelalak ke arah 2 pintu tersebut. Ingin sekali kuraih selimut dan kututup penglihatanku dari kejadian tersebut, tapi apa daya, badanku sudah di PAUSE kan oleh 2 Pembuka Pintu Kamar Mandi & WC itu. Ingin sekali aku berontak dan berteriak atau memaki 2 Pembuka Pintu Kamar Mandi & WC itu karena telah membuatku takut, tapi hasratku itu kembali terdiam setelah 2 pintu kamar mandi itu kembali tertutup dengan rapi bahkan gorden kedua pintu tersebut kembali bergerak rapi dan pelan menutup 2 pintu kamar mandi dan WC. Sekejap bagaikan ada dua bayangan hitam kembali ke arah pintu dapur dan kembali kudengar, “...PLeeetak....!!!” suara bantingan pintu dari arah pintu dapur, sama seperti suara bantingan pintu yang kudengar pertama sekali.

Nafasku yang tadinya tidak teratur kembali normal seperti biasa dalam sekejap juga, pikiranku yang menerawang entah kemana kembali segar dan telingaku kembali mendengar suara bisiknya TV yang sebelumnya tidak terdengar sama sekali. Kuangkat badanku untuk berdiri tegak dan berlari menghidupkan lampu ruang tamu, setelah nampak terang, kuambil botol air yang terletak didekat posisi kulkas, kuberanikan diri masuk ke dalam dapur, kubuka perlahan dengan memasukan terlebih dahulu tanganku mencari switch untuk menghidupkan lampu dapur. Setelah nampak terang, kubuka paksa dengan cara menendang pintu dapur, hasilnya nihil. Aku tidak melihat siapapun di dapur kecuali seekor tikus kecil yang berkeliaran dan dengan sangat kesal kulemparkan botol plastik ke arah tikus kecil yang lari terbirit-birit ketakutan.

Kubiarkan lampu dapur terang dan kembali kututup rapat semua pintu, didalam benakku masih bertanya-tanya, “Siapakah mereka...???” Kubiarkan semua lampu hidup menyala terang, volume TV kudengarkan sedikit meninggi. Kubiarkan volume TV agak sedikit mengeras setelah kulihat rekan kiri-kananku sedikit menggeliat. Spontan aja kustabilkan lagi volume TV agar tidak mengganggu rekan-rekan lain tidur. Kulanjutkan acara pembaringanku di atas kasur putih yang empuk itu sampai jam 06.00 pagi sambil menonton ulangan pertandingan bola kaki Champion. Tiba-tiba kudengar suara terbukanya pintu kamar yang bersebelahan dengan ruangan sekretariat, segera saja kuraih HP NOKIA 6600-ku karena hanya benda itu yang ada dekat dengan tempat tidur. Kubalikkan badanku ke arah belakang...., “Yah ternyata Mas Mujazin Sudah Bangun....” Alhamdulillah aku masih sempat menoleh ke arah pintu yang terbuka itu, kalo saja tidak, entah bagaimana sudah nasib Mas Mujazin yang terkena lemparan HP NOKIA 6600 ku.....!!!!!!

Perihal kejadian 2 Pembuka Pintu Kamar Mandi seperti ini bukan hanya aku yang mengalaminya, sebahagian rekan-rekan PPI India juga pernah merasakan hal seperti ini. Khairurrazi (Mahasiswa S3 Aligarh Muslim University) juga pernah melihat bayangan hitam dalam kamar yang berdekatan dengan dapur PPI tapi menurut beliau itu belum tentu benar karena beliau sendiri melihatnya dalam keadaan setengah sadar ketika sedang tiduran di PPI. M. Tasar K. (Mahasiswa S1 Agra University) juga pernah mendengar suara seperti suara panggilan ketika beliau disuruh untuk mengambil sesuatu bahan masakan yang ketinggalan, saat itu tidak ada seorangpun di PPI. Adi Krishna Syaputra (Lulusan B.Com Agra University) juga pernah diganggu dan diserukan untuk membersihkan kamarnya saat beliau masih tinggal di kamar atas wisma PPI.

Aku sangat mengharapkan agar kedua Pembuka Pintu Kamar Mandi & WC tidak mengulangi lagi ulahnya dan kalo bisa sesegera mungkin minggat dari Wisma PPI. Kalau-pun berminat untuk tinggal di Wisma PPI jangan lupa untuk CHECK IN dengan harga Inap Per Malam Rs. 10,- (US.$ 0.25) untuk membantu Biaya Administrasi PPI India. J J J

###### BRAVO & VIVA PPI INDIA ######

* Woh Koun Hai = baca = Woh Kon He.
____________________________________________________

Tuesday, March 13, 2007

Test Video Blogging

Click da Picture 2 view a Video
u can wacth da video by downloading the URL or view it by quick time player











Click

This is one of my friends look like after hot encounter with political books preparing for final exam... so sad..have a good luck boy